Pada libur lebaran 2018, saya dan keluarga pergi ke Manila karena ibu saya sudah sajak bertahun-tahun sebelumnya ingin sekali pergi ke Manila. Karena kami hanya berada disana selama 4 hari, sehingga kami menghabiskan waktu di dalam kota saja. Kami pergi berkeliling kota mengunjungi berbagai Gereja dan tentu saja KULINER.
Pergi ke Manila akan terasa kurang lengkap jika tidak mencicipi makanan asli Filipina. Sayangnya mayoritas makanan yang tersedia memang tidak halal sehingga untuk teman-teman Muslim harus ekstra hati-hati. Yang pasti, jika di menu hanya ditulisan “meat (daging)” lebih baik jangan dipesan karena biasanya yang dituliskan sebagai daging (saja) artinya daging babi. Jadi pastikan memesanyang bertuliskan “beef (daging sapi)”.
Sebelum berangkat, saya sudah riset terlebih dahulu apa saja makanan disana. Saya bertanya kepada banyak orang yang tinggal di Manila atau pernah tinggal di Manila atau yang punya teman/kenalan yang pernah ke Manila. Ternyata banyak sekali rekomendasi yang diberikan. Sayangnya karena kami hanya sebentar di Manila (dan ibu saya kurang sehat saat berada disana), kami tidak sempat blusukan tidak begitu banyak makanan yang sempat kami makan. Berikut ini beberapa makanan yang berhasil kami cicipi.
Sinigang
Sinigang adalah masakan sup berisi sayur dan daging dengan kuah asam, dimana rasa asam bisa dari tamarin (asam jawa), guava (jambu klutuk), calamansi (jeruk kalamansi), mangga muda, dll. Makanan ini dianggap sebagai salah satu makanan nasional Filipina karena ada di hampir setiap daerah dan masing-masing memiliki versi tersendiri. Katanya sih sinigang ini sangat baik untuk meredakan sakit tenggorokan.
Kami mencoba Sinigang dengan iga babi dan kuah tamarin di restoran yang di-rekomendasikan teman Filipin saya yaitu Fely J’s (di resto ini bisa memilih asam dari tamarind atau guava). Rasanya sangat asam tapi segar sekali dan benar-benar tidak bisa berhenti makan. Bentuk dan rasanya mendekati Juhu (sayur kuah asam ala Dayak) tapi memang lebih asam.
Sisig
Sisig merupakan makanan yang terbuat dari kepala dan hati babi. Cara memasaknya adalah kepala babi direbus untuk menghilangkan bulu dan membuat empuk, kemudian dicincang dengan hati dan dipanggang lalu ditambahkan potongan bawang bombay dan disajikan diatas hotplate.
Karena Bapak saya suka banget sisig, jadi kami seriiinngg banget makan di beberapa resto berbeda. Namun ternyata menurut beliau, paling enak tetap sisig yang kami makan di Fely J’s.
Crispy Pata
Crispy Pata adalah kaki babi yang digoreng garing dan dimakan dengan saus campuran kecap dan cuka. Makanan ini sangat mirip dengan Schweinshaxe (kaki babi goreng ala Jerman). Sama seperti teman Jerman-nya, Crispy Pata sangat enak terutama jika dimakan sambil minum bir.
Lechon Kawali
Lechon Kawali adalah pork belly yang digoreng kering. Kata lechon sendiri adalah dari bahasa Spanyol yang berarti “anak babi” dan Kawali adalah kuali. Jadi kira-kira Lechon Kawali itu anak babi goreng yang dimasak dengan menggunakan kuali.
Anyway, cukup mudah mencari Lechon Kawali di Manila karena banyak sekali restauran ataupun warung yang menjual. Saya berhasil mencoba di beberapa tempat dan rasanya sangat enak. Seperti Crispy Pata, ini sangat cocok dimakan sambil bersantai minum bir.
Saking enaknya, bahkah katanya saat berkunjung ke Cebu mendiang Anthony Bourdain (seorang chef terkenal asal Amerika) dan mengatakan Lechon Kawali adalah masakan babi yang terenak.
Gising-gising
Sebenarnya alasan kami memesan Gising-gising karena kami kurang makan sayur selama di Manila dan akhirnya meminta rekomendasi di restauran yang kami datangi. Gising-gising adalah buncis dan potongan babi yang dimasak di dalam kuah santan dan biasanya agak pedas. Walaupun sayuran tapi karena santan-nya sangat kental, saya merasa makanan ini cukup membuat eneg.
Dilis Rice
Pada dasarnya hanya nasi putih yang disajikan dengan ditaburkan ikan asin goreng. Rasanya…ya nasi pake ikan asin.
Sinangag
Jangan tertukar dengan “sinigang”, ini adalah nasi goreng dengan bawang putih. Ada kalanya dimasak dengan campuran sayur dan daging tapi biasanya dimakan sebagai teman dari hidangan utama.
Adobo
Adobo adalah masakan dimana daging (atau ayam atau sayur) direndam (marinate) dengan cuka, kecap asin, bawang putih dan biji merica hitam. Makanan ini sering disebut sebagai masakan nasional Filipina karena bisa ditemukan dimanapun walau dengan variasi yang berbeda di setiap daerah. Rasa adobo agak asam namun sangat empuk dan bumbu sangat meresap ke dalam daging.
Longsilog
Salah satu sarapan khas Filipina yang terdiri dari Longganisa (sosis ala Filipina),Sinangag (nasi goreng bawang putih) dan Itlog (telur).
Tosilog
Tosilog juga salah satu sarapan khas Filipina yang terdiri dari Tocino (babi goreng manis), Sinangag (nasi goreng bawang putih) dan Itlog (telur).
Ensaymada
Selain makanan gurih, ada juga makanan manis yang layak dicoba di Filipina. Salah satunya adalah Ensaymada yang sejenis brioche yang dibuat dengan mentega lalu diatasnya ditaburi keju dan gula. Untuk hari-hari besar tertentu, topping yang digunakan bisa beragam seperti butter cream dan gula. Saat ini ensaymada disajikan dengan topping yang beragam.
Rasanya sangat enteng seperti brioche pada umumnya namun keju dan gula menambah rasa gurih dan manis.
All things Ube
Sudah merupakan pengetahuan umum bahwa orang Filipina sangat menyukai apapun yang berhubungan dengan Ube. Tapi, apa sih Ube? Ube adalah ubi ungu. Banyak yang mengira Ube sama dengan Taro, tapi ternyata mereka berbeda terutama untuk rasa dan warna. Taro berwarna ungu muda mendekati putih (baru berwarna ungu kalau dimasak) namun Ube berwarna ungu gelap walaupun masih mentah. Untuk rasa dan tekstur, Ube lebih mirip dengan ubi pada umumnya.
Banyak sekali makanan dan minuman Filipina yang dibuat dengan bahan dasar Ube. Kemarin saya berhasil mencoba 4 jenis olahan Ube yaitu :
- Ube Cheese Cake di Starbucks
- Es Krim Ube
- Ube frappucino di Seattle’s Best Coffee
- Ube Pie di Jollibee
Kalau menurut saya sih rasanya ok lah seperti campuran antara ubi dan taro. Lumayan untuk varian rasa baru yang unik.
Jollibee
Salah satu hal “sangat Filipina” yang berhasil kami coba adalah Jollibee. Gerai fastfood Filipina ini tersebar di mancanegara tidak hanya di Asia tetapi bahkan ada di Italia, Kanada dan Amerika Serikat.
Karena sering sekali melihat orang membawa kantongan dengan logo lebah ini maka kami mencoba.
Saya mencoba Ayam goreng + Nasi (disajikan dengan saus gravy). Hmmm…kalau boleh jujur, kurang begitu cocok dengan lidah saya karena saya lebih terbiasa dengan ayam goreng ala Indonesia dengan rasa yang lebih nendang. Tapi untuk teman-teman Muslim yang mungkin ingin mencari makana yang tidak mengandung babi di Filipina, Jollibee bisa dijadikan salah satu pilihan.
Untuk kunjungan kami yang bisa dibilang cukup singkat, lumayan banyak makanan yang berhasil kami makan. Sampai-sampai berat badan saya naik banyak sekali. Tapi ya mumpung lagi di Manila, kenapa gak dipuas-puasin aja makannya kan? Soalnya mencari makanan Filipina di Jakarta sepertinya cukup sulit. Sayangnya kami belum berhasil makan di warung-warung makan tradisional di pinggir jalan karena selama di Manila, cuaca kurang mendukung karena setiap hari hujan badai sehingga sulit jika kami harus berjalan di tempat terbuka terlalu lama.